Indonesia mempunyai ratusan bahasa daerah bahkan mungkin ribuan dan masih terbagi atas dialeg-dialeg yang khas karena faktor geografi.Di Rembang sendiri karena memang berada di wilayah propinsi Jawa Tengah yang menggunakan bahasa jawa dalam kegiatan sehari hari mempunyai karakter logat yang khas dibanding bahasa jawa lain.Karena memang berada didaerah pesisir maka jangan heran kalau anda berkunjung ke Rembang mungkin anda akan kaget mendengar orang Rembang berbicara,ya suara keras nan lantang adalah logat khas daerah ini nada berbicarannyapun naik turun dan cenderung lebih cepat temponya.Tentu ini akan membuat anda sulit memahami ketika orang Rembang berbicara pada anda.
Kalau kita amati bahasa logat pesisiran Rembang agak sama dan memang mempunyai banyak persamaan dengan logat maupun kata dalam bahasa Jawa timur-an karena kabupaten Rembang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Timur.Dialeg yang khas dari Rembang yaitu penggunaan ahiran “leh” pada setiap perkataan untuk menyatakan rasa heran,kagum maupun jengkel terhadap suatu hal.Misalnya: “Piye leh iki jarene gampang kok malah angel”.Logat lain yang khas yaitu penggunaaan ahiaran em atau nem yang menunjukkan arti milik.Misalnya:”Maturnuwun yo,iki bukunem tak balekno”.Contoh lain “Iki lho omahem kok gede banget”.
Perbedaan em dan nem yaitu ahiran em digunakan untuk kata yang tidak huruf vocal,sedangkan apabila ahirannya huruf vokal menggunakan ahiran nem.Walaupun demikian orang Rembang masih menggunakan bahasa jawa kromo untuk menghormati orang yang lebih tua.
Logat ini sebenarnya bukan hanya digunakan di Rembang saja kabupaten Pati,Blora,sebagian besar Kudus,serta perbatasan Blora dengan Grobogan masih menggunakan logat yang hamper sama dengan logat Rembang,dan diyakini logat em dan nem berasal dari Rembang dan menyebar ke daerah lain disekitarnya dan sampai sekarangpun masih lestari digunakan dalam bahasa sehari-hari yang membuat Rembang makin dikenal oleh daerah lain.