Sondong Makerti dan Sondong Majeruk, keduanya adalah ahli perang yang sangat disegani. Ketika masih muda pemah menimba ilmu pada guru yang sama atau disebut tunggal seperguruan. Mereka berdua ibarat saudara kembar. Apabila menyatu antara Makerti dan Majeruk akan memunculkan kesaktian yang luar biasa sehingga sulit ditandingi.
Setelah keduanya dinyatakan lulus dalam menuntut ilmu, sang guru berpesan bahwa Sondong Majeruk boleh menghisap candu namun tidak boieh memiliki isteri lebih dari satu dan Sondong Makerti boleh memiliki istri lebih dari satu namun tidak boleh menghisap candu. Apabila pesan tersebut dilanggar maka ilmu kesaktian yang sudah dimlliki akan luntur dan hilang sama sekali. Sang guru memberi amanat terhadap kedua muridnya untuk bisa menjadi manusia yang berguna dengan syarat hati harus selalu bersih.
Sondong Makerti menetap di Wedari wilayah Majasemi Kadipaten Carangsoka. Makerti terpilih menjadi prajurit handal dan diberi kepercayaan menjaga keamanan di wilayah Majasemi. Setiap ada persoalan gangguan keamanan, Makerti yang bertanggung jawab. Mulai dari pencurian, perampokan, pembunuhan, dan perselisihan antar daerah.
Pada rapat tertutup yang membahas hilangnya pusaka Keris Rambut Pinutung dan Kuluk Kanigara, Sondong Makerti menyampaikan pendapat bahwa penanganan kasus pencurian harus ditangani secara hati-hati dan strategi pencarian jangan sampai bocor. Raden Sukmayana bisa memahami dan menerima pendapat yang sangat masuk akal itu. Bahkan, Sondong Makerti didaulat menjadi ketua penanganan kasus pencurian hingga diketemukan kembali Pusaka Rambut Pinutung dan Kuluk Kanigara.
Sondong Makerti dalam mengemban tugas berat ini harus hati-hati. Langkah pertama adalah melakukan penyelidikan guna menemukan bukti, saksi dan pelaku. Dengan memegang prinsip tidak berprasangka buruk lebih dulu. Sondong Makerti tenngat teman seperguruannya yaitu Sondong Majeruk yang akan dimintai bantuannya. Sesama jawara saling tukar informasi adalah hal yang biasa.
0 komentar:
Posting Komentar